Pernikahan Sesama Jenis Makin Marak, Bagaimana Orang Kristen Menanggapinya?
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 23 December 2023

Kalangan Sendiri

Pernikahan Sesama Jenis Makin Marak, Bagaimana Orang Kristen Menanggapinya?

Claudia Jessica Official Writer
828

Beberapa waktu lalu, sepasang kekasih menikah di Cianjur, Indonesia. Namun, belakangan diketahui bahwa pernikahan tersebut ternyata dilakukan oleh sesama wanita. Hal tersebut diketahui setelah penyamaran salah satu pengantin terbongkar usai pemerintah desa dan warga menelusuri identitasnya.

Penulis sendiri pernah beberapa kali melihat adanya pasangan sesama jenis di lingkungan sekitar. Maka, tidak menutup kemungkinan adanya pasangan sesama jenis lainnya di sekitar kita.

Pergeseran budaya membuat pasangan sesama jenis tidak lagi takut menunjukkan diri mereka. Sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus merespon hal ini?

1. Ingat kembali tujuan utama Yesus Kristus datang ke bumi

Kita harus mengingat apa tujuan Yesus datang ke bumi.

Lukas 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Yohanes 10:11 “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”

 

 

BACA JUGA: Paus Fransiskus Mengizinkan Pemberkatan untuk Pasangan LGBT

 

Lukas 15:4 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”

Matius 28: 19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Pasangan LGBT membutuhkan kita, untuk membawa mereka kepada kebenaran Firman Tuhan. Memenangkan jiwa mereka sangat penting bagi Yesus daripada hukum negara yang mengizinkan mereka untuk menikah atau tidak.

2. Yesus mengutuk para pemimpin agama yang menghakimi dosa orang lain

Yesus berbicara dengan keras kepada orang-orang Farisi yang suka menghakimi, katanya, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.” (Matius 28:13)

Ada sebuah ungkapan yang sangat populer di kalangan orang Kristen, “Saya membenci dosa, tetapi saya mengasihi orang yang berdosa.”

Bukankah ungkapan ini tidak mudah untuk dilakukan? Siapa yang dapat mengasihi orang yang bahkan belum dikenalnya? Tetapi Yesus menginginkan kita untuk selalu mengasihi sesama. Yesus bahkan telah memberikan kita teladan untuk mengasihi.

 

BACA JUGA: Warning! Pergeseran Budaya, Orangtua Darurat Parenting Kenalkan Identitas Seksual

 

Alih-alih menghakimi dosa orang lain, bukankah sebaiknya kita berdoa untuk mereka, orang-orang berdosa?

3. Berhenti denial dengan fakta bahwa LGBT semakin dekat dengan kita

Melansir dari crosswalk.com, penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ketertarikan terhadap LGBT mungkin berhubungan dengan struktur anatomi dan kimia otak tertentu.

Menurut penelitian tersebut, anatomi otak homoseksual memiliki perbedaan dengan anatomi otak heteroseksual. Misalnya, hipotalamus otak orang-orang homoseksual berukuran sekitar 2/3 ukuran heteroseksual.

Kecenderungan menjadi homoseksual atau heteroseksual dipengaruhi oleh masa kehamilan ibu. Ketika seorang anak laki-laki berada dalam kandungan, tetapi ibu hanya mampu memproduksi sedikit testosteron, maka ada kecenderungan genetik anak tersebut akan membuka peluang lebih besar terlahir sebagai homoseksual.

4. Yesus telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi

Beberapa orang berpendapat bahwa Yesus tidak pernah membahas homoseksualitas, sehingga ia bersikap netral terhadap topik tersebut. Namun, hal ini tidak benar.

Yesus dengan jelas menyatakan bahwa untuk memahami institusi pernikahan dan hubungan seksual, kita harus kembali ke awal dan memahami cara Tuhan menciptakan manusia serta maksud-Nya. (Lihat Matius 19 dan Markus 10)

 

 

BACA JUGA: Benarkah Tuhan Menciptakan LGBT? Berikut Faktanya Dalam Alkitab

 

Yesus merujuk pada kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian bukan sebagai cerita kuno di sekolah Minggu, melainkan sebagai otoritas yang mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan setiap individu, laki-laki dan perempuan, untuk saling melengkapi satu sama lain. Persatuan seksual yang Allah ciptakan dan tetapkan adalah agar suami dan istri bersatu dalam kesatuan fisik, menjadi satu daging.

Meresponi pernikahan sesama jenis adalah tantangan kompleks bagi orang percaya. Kita harus memiliki iman dan pondasi yang benar-benar kokoh akan kebenaran Firman Tuhan agar kita tidak terjatuh pada dosa LGBT itu sendiri.

Alih-alih menghakimi mereka, sebaiknya lakukan yang terbaik untuk membawa mereka keluar dari dosa ini. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berdoa dengan sungguh-sungguh agar mereka mengalami pemulihan.

 

BACA JUGA: Papa Mama Harus Waspada! Kartun Anak Berbau LGBT Sudah Masuk Indonesia

 

Anda diberkati dengan artikel ini? Yuk jadi berkat untuk sesama juga! Caranya semudah membagikan artikel ini ke sosial media Anda atau bagikan ke orang-orang yang Anda kasihi. Tuhan memberkati!

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami